Kuansing, Riau - Pagelaran Festival Perahu Baghanduang di Tepian Muko Lobuah Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Diikuti sebanyak 17 buah perahu, yang berasal dari 10 Desa di Kecamatan Kuantan Mudik.
Plt. Bupati Kuansing, Drs. H. Suhardiman Amby, AK. MM melepas secara langsung Festival Perahu Baghanduang, langsung dari tangga batu Desa Koto Lubuk Jambi, yang disaksikan oleh Kapolres, Anggota DPRD, Sekda, Pejabat, dan Tokoh masyarakat Kuansing, Sabtu (7/5/22).
Usai melepas Festival Perahu Baghanduang, Plt Bupati bersama rombongan ikut hilir, naik Perahu Baghanduang menuju arena pentas tempat pembukaan Festival yang cukup meriah, karena satu satunya event wisata (diluar Pacu Jalur) mampu menyedot pengunjung ribuan orang.
" Festival Perahu Baghanduang ini pertama kali digelar, setelah tiga tahun sempat vakum, akibat masa Pandemi Covid-19, " ungkap Plt. Bupati Kuansing Drs. H. Suhardiman Amby, AK. MM saat membuka Festival Perahu Baghanduang di Tepian Muko Lobuah Lubuk Jambi.
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|
Oleh karena itu, katanya, untuk pagelaran tahun mendatang, harus lebih meriah lagi, dan Pemkab akan mengganggarkan sebesar Rp 100 juta. " Untuk rehabilitasi pentas Perahu Baghanduang, agar dibangun rumah Godang Basamo, " ujarnya.
Suhardiman menyebutkan untuk Festival Perahu Baghanduang dimasa mendatang, akan disatukan dengan event Pacu Jalur di Kecamatan Inuman. " Namun kegiatannya harus diiringi dengan permainan rakyat, seperti Potiang Telur dan Rarak Godang, " ujarnya.
Selain itu, katanya, juga harus dikembangkan kuliner (makanan khas daerah) dan pakaian atau Batik, yang tempatnya digratiskan kepada masyarakat, agar dapat ditampilkan lebih banyak.
Pada kesempatan tersebut, Plt. Bupati juga melakukan kuis dengan hadiah uang tunai jutaan rupiah, tentang silsilah kenegerian Lubuk Jambi, Perahu Baghanduang, Gelar Ninik Mamak dan lain-lain.
Ketua panitia Depri Dinata dalam laporannya menyampaikan Festival Perahu Baghanduang ini diikuti sebanyak 17 buah, yang diikuti dari perwakilan Suku sampai Desa.
Depri Dinata juga menyinggung minimnya Dana Pemkab Kuansing, dan berharap dapat ditingkatkan lagi, karena dukungan dan antusias masyarakat yang hadir menyaksikan sangat luar biasa. " Bangunan Pentas Perahu Baghanduang ini sudah mulai kurang baik, dan berharap direhap karena disini selalu ada kegiatan pentas seni Lubuk Jambi, " tambahnya.
Sementara Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing, Drs Azhar MM CPM menyebutkan prosesi Perahu Baghanduang merupakan tradisi adat masyarakat Kenegerian Lubuk Jambi. Bahkan telah dijadikan sebagai atraksi tak benda tahun 2017 lalu (SK Mendikbud).
" Kita cukup berbangga, karena Perahu Baghanduang menjadi Atraksi budaya tak benda, yang sejajar dengan Event Pacu Jalur, serta masuk dalam Atraksi pesona Indonesia (API), " ujarnya.
Mengenai anggaran pelaksanaan Festival Perahu Baghanduang tahun ini memang masih minim, hanya sekitar Rp 39.000.000. - dan berharap tahun depan mencapai Rp 100 juta. "Agar Festival Perahu Baghanduang dapat sejajar dengan atraksi budaya, dan dikunjungi oleh para wisatawan, " tambahnya.
Jadi kami sangat berharap, agar dana kegiatan Festival Perahu Baghanduang untuk tahun depan, jangan dipangkas lagi dan harap ditambah lagi anggarannya.
Hal senada juga diungkapkan Camat Kuantan Mudik, Sadarisnah, S.STP. M.Si, agar dapat mengalokasikan anggaran untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Kecamatan Kuantan Mudik ini.
" Potensi wisata di Kecamatan Kuantan Mudik ini cukup banyak, mulai dari Air Terjun Guruh Gemurai Desa Kasang, Air Terjun Sungai Dangku Desa Pantai, Panorama Alam Kebun Nopi, Pemandian Napagh Kuniang Desa Seberang Cengar, Tobek Paboun.
Sementara Ketua IKKM Pekanbaru, Drs. H. Muklish, MR, M.Si juga minta kepada Pemkab Kuansing, agar dapat merehab arena Pentas Perahu Baghanduang ini. " Arena Pentas Perahu Baghanduang ini, supaya diperbaiki baik loteng, dinding maupun pagar, " katanya.
Datuak Sinurajo, Dinardin bertutur tentang sejarah Perahu Baghanduang, yang awalnya dipergunakan sebagai Perahu kerajaan. Namun saat ini sudah menjadi tradisi menjemput Limau oleh para cucu kemenakan, pada malam hari raya Idul Fitri.
Perahu Baghanduang merupakan Perahu yang digandeng dua atau tiga, yang dihiasi dengan Tanduk kerbau, Labu Air, kain Marowar, Payung, kaca cermin, Ani-Ani, Bulan Bintang, ujarnya.
Dihadiri Plt Bupati, Kapolres, Kejari, Kemenag, Anggota DPRD Provinsi Riau Sardiyono, Waka I DPRD Zulhendri, Waka II DPRD Juprizal, Sekda Dedi Sambudi, Para Asisten, Staff Ahli, Kaban, Kadis, Kabag, Camat, Kapolsek, Ninik Mamak dan para tokoh adat, Pemuda serta ribuan masyarakat. (Replizar)****